Panduan Menghitung H-index Menggunakan Scopus
Dalam dunia riset dan akademik, H-index adalah salah satu metrik yang sering digunakan untuk mengukur dampak dan produktivitas seorang peneliti. Metrik ini menggabungkan jumlah publikasi dengan frekuensi sitase (kutipan) atas karya-karya tersebut.
Scopus, sebagai salah satu database literatur ilmiah terkemuka, menyediakan cara yang tidak terlalu susah untuk menemukan dan memantau H-index kamu.
Apa itu H-index? Secara sederhana, H-index adalah jumlah publikasi peneliti yang masing-masing telah disitasi setidaknya H-kali. Misalnya, kalau H-index kamu adalah 10, artinya kamu punya 10 publikasi yang masing-masing sudah disitase minimal 10 kali.
Angka ini dianggap lebih komprehensif dibanding hanya melihat total sitase (yang hanya mengukur volume) atau journal impact factor (yang fokus pada jangkauan jurnal).
Bagaimana cara menghitung H-index di Scopus? Prosesnya tidak terlalu susah:
- Akses Scopus: Masuk ke platform Scopus, biasanya melalui langganan institusi kamu.
- Lakukan Pencarian Penulis (Author Search): Gunakan fitur pencarian penulis. Masukkan nama kamu dan detail lain seperti afiliasi institusi untuk mengerucutkan hasil.
- Identifikasi Profil Kamu: Temukan profil penulis kamu. Penting untuk memastikan ini memang profilmu, karena seringkali ada nama yang mirip.
- Akses Detail Penulis: Klik pada profil kamu untuk melihat detail lengkapnya.
- Lihat H-index kamu: Di halaman detail profil penulis, kamu akan menemukan informasi H-index, beserta jumlah total publikasi dan sitase.
Penting juga untuk memahami faktor-faktor yang bisa mempengaruhi nilai H-index kamu di Scopus:
- Jumlah Publikasi: Makin banyak publikasi, makin besar peluang dikutip. Tapi ingat, kualitas tetap penting, bukan hanya kuantitas.
- Frekuensi Sitase: Publikasi yang sering disitase akan lebih cepat menaikkan H-index dibanding banyak publikasi dengan sitase rendah.
- Pengindeksan Jurnal: Scopus hanya menghitung sitasi dari publikasi yang terindeks di database mereka. Kalau karya kamu terbit di luar Scopus, sitasenya tidak akan masuk hitungan.
- Keterbatasan Database: Beberapa jenis publikasi seperti buku, prosiding konferensi, atau jurnal yang sangat spesifik kadang tidak sepenuhnya terindeks, ini bisa bikin H-index kamu di Scopus tidak merepresentasikan seluruh dampak risetmu.
Untuk memastikan perhitungan H-index yang akurat di Scopus, ada beberapa langkah yang bisa kamu lakukan:
- Gabungkan Profil Duplikat: Kalau nama kamu muncul dalam beberapa profil berbeda di Scopus (misalnya karena variasi nama), gunakan fitur Author Feedback Wizard Scopus untuk menggabungkannya.
- Perbarui Publikasi yang Hilang: Kalau ada publikasi kamu yang belum muncul di profil, kamu bisa mengajukan permintaan penambahan secara manual.
- Verifikasi Sitase: Periksa apakah ada sitase yang salah atribusi atau error, dan laporkan jika ada ketidaksesuaian.
- Cek Silang dengan Platform Lain: Bandingkan H-index kamu di Scopus dengan platform lain seperti Google Scholar atau Web of Science untuk melihat perbedaannya dan mengidentifikasi potensi data yang hilang.
Memahami dan memantau H-index di Scopus adalah bagian penting dalam mengelola jejak riset kamu. Dengan mengetahui cara menghitungnya dan faktor-faktor yang memengaruhinya, kamu bisa lebih percaya diri dalam melacak dan mengelola dampak akademikmu.